Delapan puluh tiga tahun yang lalu tepatnya Kamis Pahing, 15 Juli 1942 telah lahir putra terbaik bangsa bernama Henri Supriyanto. Teman-teman ludruk memanggilnya Pak Henri.
Pada hari Jumat Pahing 21 April tahun 2023 bertepatan umat muslim sedunia mengumandangkan TAKBIR menyambut datangnya Hari Idul Fitri kita dikejutkan berita duka Prof. Henricus Supriyanto di panggil menghadap BAPA ke surga. Tentu saja masyarakat seniman ikut berduka dan berbela sungkawa karena kehilangan tokoh panutan yang tulus dan sungguh-sungguh memikirkan perkembangan ludruk.
Almarhum Prof. Henricus Supriyanto dilahirkan sebagai pemikir ludruk. Maka tidak heran jika Prof Henricus semenjak remaja sudah aktif mempelopori ludruk pelajar dan ludruk mahasiswa. Almarhum Prof. Henricus sejak remaja sudah memikirkan masa depan ludruk, dengan pandangan dan pemikirannya yang dituangkan dalam karya ilmiahnya berupa buku tentang ludruk. Beliau telah sadar dan paham bahwa kesenian ludruk hanya dihuni oleh pelaku bukan pemikir, maka seniman ludruk hanya sedikit yang berpikir tentang buku ludruk. Mereka lupa bahwa pada gilirannya seniman ludruk akan termakan oleh usia. Jika seniman tua & sudah tiada, anak cucu akan bertanya tentang ludruk kepada siapa?
Berangkat dari pemikiran yang jauh ke depan tentang masa depan ludruk maka Prof Henricus rela menyisihkan rejekinya untuk menulis dan menerbitkan buku tentang ludruk dengan harapan ludruk punya literasi anak cucu di kemudian hari bisa membaca dan mengetahui bahwa ludruk pernah ada dan pernah menjadi kebanggaan masyarakat Jawa Timur.
Di antara 21 buku-buku karya almarhum Prof. Henricus Supriyanto, ada tulisan beliau tentang ludruk, antara lain :
- Dramaturgi: Study Bagi Calon Aktor, 1976
- Pengantar Studi Teater (untuk SMA), 1980
- Kamus Istilah Seni Drama & Teater, 1991
- Lakon Ludruk Jawa Timur, 1992
- Ludruk Jawa Timur: Pemaparan Sejarah, Tonel Direksi, Manajemen dan Himpunan Lakon, 2001
- Kidungan Ludruk, 2004
- Transformasi Seni Pesisir Using ke Ludruk Madura di Jember, dalam Pustaka Jurnal Ilmu-Ilmu Budaya, 2006
- Lakon Sarip Tambakyasa dalam Seni Pertunjukan Ludruk: Analisis Wacana Kolonial – disertasi Program Studi Kajian Budaya Universitas Udayana, Denpasar, 2006
- Postkolonial pada Lakon Ludruk Jawa Timur, 2012
- Ludruk Jawa Timur dalam Pusaran Zaman, 2018
Buku tentang ludruk karya almarhum Prof Henricus Supriyanto adalah bukti konkrit bahwa beliau satu satunya Seniman akademisi yang benar-benar eksis memikirkan keberlangsungan kesenian ludruk agar ludruk tetap ada dan bisa dipelajari oleh anak cucu kita.
Saya sebagai pelaku ludruk merasa kehilangan guru besar yang terus menerus memotivasi saya agar saya tidak hanya sekedar menjadi pelaku yang bisa akting di atas panggung lebih dari itu diharapkan saya bisa menjadi pelaku sekaligus pemikir yang terus berjuang melestarikan dan mengembangkan kesenian ludruk sesuai tuntutan zaman. Maka bagi saya Prof Henricus tidak mati, yang mati hanya raganya untuk kembali pada asal “mula mulainira “kembali ke rumah Bapa kembali ke alam sonyaruri, asal tidak ada kembali ke tidak ada, asal dari tuhan kembali ke tuhan, namun melalui karya ilmiah yang tersimpan dalam Buku Ludruk, Prof Henricus bagi saya masih hidup dan tetap ada sepanjang masa.
Buku tentang ludruk karya Prof Henricus Supriyanto bisa menjadi pegangan sekaligus menjadi jembatan untuk mengenal lebih dekat tentang kesenian ludruk secara utuh sehingga bagi pelajar mahasiswa insan akademisi bisa ikut berpartisipasi berperan aktif menjaga warisan budaya adi luhur.
Kesenian ludruk bisa menjadi sumber ilmu pengetahuan karena didalamnya terdapat nilai nilai sejarah moral spiritual dan kearifan lokal yang bisa menjadi sarana membangun karakter anak bangsa.
Sekelumit catatan tentang kontribusi almarhum Prof Henricus Supriyanto terhadap kesenian ludruk.
Selamat berdiskusi …
Kamis, 26 Juni 2025
Cak Marsam Hidayat
Seniman ludruk Kabupaten Malang
Bagikan